Asslamualaikum rekan sejawat khususnya perawat yang belum sempat bergabung dalam diskusi online Penanganan COVID-19 Sulawesi Selatan tanggal 10 April 2020 Pukul 20.00 WITA. Berikut
ini saya rangkum pertanyaan dan jawaban dari narasumber. Narasumber pertama adalah dr.Daeng M.Faqih beliau selaku Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan narasumber kedua Abdul Rahmat, S.Kep.,Ns.,M.Kes Ketua DPW PPNI Sulawesi Selatan.
ini saya rangkum pertanyaan dan jawaban dari narasumber. Narasumber pertama adalah dr.Daeng M.Faqih beliau selaku Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan narasumber kedua Abdul Rahmat, S.Kep.,Ns.,M.Kes Ketua DPW PPNI Sulawesi Selatan.
Sebelum masuk sesi pertanyaan narasumber pertama memberikan sedikit
pengantar terkait COVID-19. Klik LINK
Selanjutnya kita beralih ke sesi tanya jawab untuk narasumber pertama dr. Daeng M. Faqih
Namun sebelumnya penulis memohon maaf demi menjaga privasi penanya, penulis tidak mencantumkan identitas penanya.
Pertanyaan pertama dari peserta:
1. Apakah kita siap untuk kasus pertama? Apa yang akan dilakukan jika
COVID-19 datang? Apakah unit-unit isolasi kita siap? Cukupkah piranti medik
oksigen kita? Ventilator, dan peralatan vital lainnya?
2. Bagaimana kita tahu jika di waktu yang bersamaan, kasus tidak terjadi di
area lain di wilayah kita ? Bagaimana sistem pelaporan yang kita bangun ?
Bagaimana caranya menyampaikan kesiapsiagaan kepada masyarakat ?
3. Apakah pekerja kesehatan kita cukup terlatih dan berperalatan memadai
untuk menjaga keselamatannya? Bisakah petugas kesehatan medis dan Paramedis
kita mengambil sampel untuk pemeriksaan Covid-19 dengan baik dan benar ?
Jawaban : Klik Link
Pertanyaan Kedua
Perlu
dikaji apa sebenarnya masalahnya kenapa banyak teman dokter dan perawat jadi
korban, apakah dia terpapar saat menangani pasien atau bagaimana? apa karena
APD yg tdk standar atau ada penyakit penyerta?...klo krn ada penyakit penyerta
berarti perlu cek kesehatan bagi petugas petugas yg akan menangani covid ini?
Pertanyaan Ketiga
dok, mohon dipertegas perbedaan ODP dan PDP. Bagaimana status orang yang kelihatan
sehat tapi hasil rapid tes positif,
OTG, ODP atau PDP
Jawaban: Klik Link
Pertanyaan Keempat
Kalau
memang itu dari binatang (kelelawar), apakah binatang trsebut sudah di teliti?
Di Indonesia banyak masyarakat yang makan kelelawar juga.
Jawaban : Klik Link
Pertanyaan
Kelima
Kenapa banyak dokter terpapar? Apakah APD saja gak cukup? Bakal ada
penelusuran gak dari IDI?
Jawaban : Klik Link
Pertanyaan
Keenam
Di daerah kami ada beberapa OTG dalam pengawasan dan kami pantau selama 14
hari. Setelah 14 hari apakah OTG ini dijamin bebas dari virus korona dan tdk
akan menulari orang lain?
Jawaban : Klik Link
Pertanyaan
Ketujuh
1. Apa langkah konkrit dr OP dlm menghadapi
tantangan keterbatasan APD dlm menangani COPID 19 ini? sementara sdh puluhan
sejawat kita telah wafat.
2. bagaimana sinergitas OP dgn Pemerintah Pusat
& Daerah dlm menanggulangi ataupun memutus mata rantai penularan Covid-19
ini? sementara kasusnya sampe hr ini secara nasional telah mencapai angka 3.500
sekian kasus.
Jawaban : Klik Link
Mengapa hasil rapid tes dikatakan biar hasil positif tapi itu tidak
akurat ? Lalu hasil swab lebih akurat?? nah kenapa kemudian kita tidak langsung
melakukan pemeriksaan swab saja? terima kasih
Jawaban : Klik Link
Pertanyaan Kedelapan
Apa memang perlu diperhatikan oleh OTG ini supaya tidak menjadi carrier bagi
masyarakat lain?. Kemudian sekarang kan memang masyarakat takut utk ke rumah
sakit, sempat ada ramai di medsos seorang pasien ginjal berniat untuk cuci
darah kemudian karena dia demam, langsung dimasukkan ke ruang isolasi. Ini
dilihat IDI seperti apa? Pertanyaan ini dimana
jawabanya dibalas dengan chat langsung oleh narasumber di grup diskusi dengan jawaban
: Isolasi diri atau karantina di rumah.
Harus diawasi supaya tidak ke luar rumah dan menulari yang lain.
Selanjutnya masih dengan pertanyaan kedelapan. Apa yang perlu lakukan masyarakat
dan Rumah Sakit disituasi seperti ini terutama ketika urgent mereka jadi takut
untuk ke Rumah Sakit, karena hanya ada salah satu gejala kemudian lasngsung
diberi treatmen seperti itu dan kapan masyarakat harus ke RS yang perlu diperhatikan? Jawaban : Penting untuk memilah mana rumah sakit yang
menangani covid-19 mana yang tidak. Sebaiknya rumah sakit yang khusus menangani
covid seperti wisma atlet harus segera
ditambah dan setiap daerah seharusnya menyiapkan RS khusus covid-19.
Sesi kedua dibawakan oleh Abdul Rahmat, S.Kep.,Ns.,M.Kes Ketua DPW PPNI Sulawesi Selatan.
Sebelum masuk di sesi pertanyaan narasumber kedua memberikan sedikit pengantar terkait COVID-19. Klik Link
Selanjutnya masuk ke sesi tanya jawab untuk sesi kedua.
Pertanyaan pertama :
Sebelum masuk di sesi pertanyaan narasumber kedua memberikan sedikit pengantar terkait COVID-19. Klik Link
Selanjutnya masuk ke sesi tanya jawab untuk sesi kedua.
Pertanyaan pertama :
Bagaimana mengatasi covid-19
ini di daerah yang masih kurang paham akan sosial distancing. Sebab yang
saya lihat masih banyak perkumpulan dimana-mana. Terutama daerah
gowa (sul-sel). Sebab. Kasus covid-19 ini makin hari makin bertambah. Dan untuk
kasus ODP dan PDP yang saya dengar dari rekan yang bekerja di RS ada beberapa
yang pulang paksa. Bagaimana menangani hal ini.
Jawaban: Klik Link
Pertanyaan kedua
Pertanyaan kedua dengan melalui pesan suara silahkan KLIK LINK untuk mendengarkan pertanyaannya .
Jawaban : Klik Link
Pertanyaan ketiga
1. Bagaimana menurut organisasi profesi kesehatan (khususnya IDI dan PPNI)
terkait kelangkaan APD di RS sebagai perlindungan diri bagi tenaga kesehatan
dalam pelayanan Covid-19 ? Dan bagaimana organisasi profesi menangani hal ini,
terutama sebagai upaya dalam melindungi anggota profesi di lapangan?
2. Terkait stigma negatif dari masyarakat terhadap rekan sejawat, bagaimana
upaya organisasi profesi ini? Apalagi baru saja terjadi jenazah sejawat perawat
di Semarang yang ditolak dimakamkan di lingkungan tempat tinggalnya ?
Jawaban : Klik Link
Pertanyaan keempat
1.Apakah ada dengan memakai APD standar (jas hujan) untuk kegiatan dalam Operasi
pada pasien ada resiko tertular infeksi ??
2. Apakah ada solusi dari PPNI untuk menghadapi stigma masyarakat yang pandangannya aneh kepada
perawat yang bekerja di rumah sakit, dalam hal ini perawat di anggap sbagai Carier
dan besar rsikonya tertular covid-19
Jawaban: Klik Link
Pertanyaan kelima
Bagaimana triage dan penanganan covid-19 di IGD? Karena kadang ada pasien yang
kami curigai ODP dan PDP masih dikirim ke ruang perawatan biasa, nanti setelah
bebrapa lama kami rawat diinstruksikan pindah ke ruang khusus.
Kemudian apa dan siapa saja tim covid-19 itu serta apa tugas tim tersebut? Karena
di tempat saya ada tim tapi tidak jelas tugas apa dan tidak di lapangan
Pertanyaan keenam
Apakah tidak ada pembekalan
khusus untuk tenaga perawat
sebelum disiapkan menjadi tenaga
perawat covid-19 atau guideline/ persyatan untuk menjadi tenaga perawat covid-19 ?.
Jawaban: Klik Link
Pertanyaan ketujuh
Apa langkah dari PPNI dalam hal pengadaan APD bagi tenaga keperawatan dalam penanganan
pasien ODP/PDP, khususnya bagi kami di daerah yang sampai saat ini kesulitan
mendapatkan APD yang standar ?
Jawaban: Klik Link
Pertanyaan kedelapan
Sebagaimana yang bapak sampaikan bahwa tidak ada kasus darurat dalam
pandemi. Apakah ada jaminan ( perlindungan hukum dari PPNI ) bagi kami pak jika
ada kasus keluarga komplain keluarganya yang dicurigai covid-19 tidak kami
tangani karena minimnya APD?
Jawaban: Klik Link
Selanjutnya pertanyaan terakhir yang merupakan pertanyaan Out of the box.
Terkait bijak menggunakan media sosial bagi kalangan tenaga medis dan
perawat. Bagaimana dengan petugas-petugas kesehatan yang kadang live atau
pasang status di medsos disaat penanganan jenazah covid (walaupun belum keluar
hasil pemeriksaan yang menyatakan positif) . Karena saya rasa hal tersebut bisa
mempengaruhi kondisi psikis masyarakat yang menonton dan juga merupakan privasi
keluarga korban. Apakah memang diijinkan atau bagaimana?
Jawaban: Klik Link
Ucapan terima kasih kepada para narasumber, panitia pelaksana dan para peserta diskusi online ini, semoga bermanfaat serta menjadi amal kebaikan untuk kita semua dan semoga kita semua diberi kesehatan dalam menghadapi COVID-19 ini aamiin.
Penulis
Muhammad Qasim
EmoticonEmoticon